Kota Malang - Keluarga korban insiden Kanjuruan yang berasal dari kota Malang menggelar deklarasi terkait aksi kericuhan yang terjadi di depan kantor Arema akhir pekan lalu.
Sebanyak 28 perwakilan berkumpul untuk menyatakan sikap, pada Kamis (02/02/23) di Kota Malang.
Niat dari keluarga korban yang berkumpul ini untuk menyampaikan bahwa mereka sama sekali tidak terlibat ataupun dilibatkan dalam kericuhan yang terjadi di depan kantor Arema FC minggu lalu.
"Kami yang berkumpul di sini adalah keluarga korban meninggal dunia dan dalam kesempatan ini kami secara tegas mendeklarasikan bahwa kami sama sekali tidak ikut terlibat ataupun dilibatkan dalam kericuhan yang terjadi hari minggu kemarin" tegas Hari (58) salah seorang pria paruh baya yang kehilangan tiga anggota keluarganya.
Dalam pertemuan kali ini seluruh keluarga korban insiden Kanjuruan meminta agar 135 korban jangan dijadikan alasan dalam segala bentuk tindakan yang berujung anarkis.
Saat ini keluarga korban mangaku sedang berupaya untuk mengikhlaskan yang telah terjadi.
"Kami ini sudah cukup menderita jadi kami mohon dengan sangat agar tidak dijadikan tameng ataupun kambing hitam dalam segala bentuk aksi yang berujung anarkis" jelasnya.
Pihaknya hanya memohon bantuan berupa pelayanan kesehatan, pendidikan bahkan ekonomi kepada pemerintah.
"Terkait proses hukum Insiden Kanjuruhan yang sedang berlangsung saat ini sepenuhnya kami serahkan pada penegak hukum" pungkasnya.(Ans71 Restu)